Beranda yang Tercabik

KERUSAKAN jalan nasional yang melintasi Kabupaten Sintang terutama di dua pintu masuk kota selalu menjadi keluhan warga, apalagi tidak sedikit kecelakaan yang terjadi akibat kerusakan jalan itu.
Hasil pantauan, tercatat dari Simpang Pinoh menuju Kota Sintang, sedikitnya ditemukan lebih dari 90 lubang menganga di jalan dengan diameter diatas 1 meter, bahkan pada beberapa titik, kerusakan sudah memakan semua badan jalan. Padahal, jalur itu adalah pintu masuk utama menuju ibukota Kabupaten Sintang dari arah Pontianak.
Kemacetan dijalan pun sudah menjadi pemandangan sehari-hari karena selain kerusakan, lebar badan jalan juga masih sangat kecil untuk dilintasi.
Beberapa titik jalan yang mengalami kerusakan lumayan parah bisa dilihat di jalur depan markas batalyon 642 Kapuas, selanjutnya di dekat jalan masuk pelabuhan sungai ringin, belokan sekitar makam pahlawan, tempat penampungan karet di nenak dan tak jauh dari pintu masuk komplek perumahan pemda.
Bahkan di lokasi dekat perumahan itu, kerusakan sudah memakan seluruh badan jalan dan entah siapa yang melakukannya, gundukan tanah di tengah jalan kemudian ditanami dengan pohon ubi.
“Bang, kalau nanti panen ubinya kabari kami ya,” ujar salah seorang pengguna jalan berkelakar kepada wartawan yang sedang mengabadikan gambar jalan yang ditanami pohon ubi tersebut.
Kerusakan parah juga terjadi di jalan masuk Kota Sintang dari arah Putussibau. Tak usah ditanya lagi berapa jumlah lubang menganga di jalan tersebut. Di sepanjang jalur Sintang-Kelam itu, kerusakan terlihat sudah sangat parah sehingga tak jarang mengakibatkan kemacetan hingga berkilo-kilo meter dan jarak tempuh ke Kelam yang seharusnya hanya 45 menit terpaksa ditempuh dalam waktu berjam-jam.
Tak jarang mobil tersangkut dalam jebakan kubangan lumpur yang dibiarkan pemerintah hingga terpaksa harus ditarik kendaraan lain.
Kalau sudah seperti itu, kemacetan pasti akan terjadi, apalagi belakangan intensitas hujan juga tinggi mengakibatkan kerusakan jalan semakin parah.
Jalan Oevang Uray yang masih terhitung jalan dalam kota namun berstatus jalan nasional juga tidak sedikit ditemui lobang di jalan, rata-rata lubang berdiameter lebih 1 meter cukup banyak, apalagi lubang-lubang kecil yang juga berpotensi menjadi kubangan.
Bahkan beberapa waktu lalu, saking kesalnya karena tak kunjung ada perbaikan, seorang ibu akhirnya menanami pohon di Jalan Oevang Oeray hingga membuat Bupati Sintang, Milton Crosby turun ke lokasi untuk meminta ibu itu mencabut pohon yang ditanam dan melepas portal yang dipasang di jalan itu.
Begitu juga di Jalan Lintas Melawi, kerusakan di beberapa titik juga cukup parah, penimbunan dengan pasir dan batu yang dilakukan tetap kurang efektif untuk mengatasi kerusakan tersebut.
Kalau sudah timbul kemacetan, polisi lalu lintas pun mau tidak mau turun ke ruas jalan tersebut untuk mengatur lalu lintas karena tidak sedikit pengguna jalan yang tidak sabaran melihat kemacetan tersebut hingga ingin saling mendahului.
“Bagaimana mau sabar lihat jalan seperti ini, apalagi ini akses satu-satunya dan kami juga punya urusan masing-masing, kalau macet seperti ini, semua urusan bisa jadi terbengkalai,” ucap Isra, salah seorang pria yang sedang terjebak macet di jalur Sintang-Kelam.
Malam pergantian tahun juga menjadi perhatian tersendiri bagi Satuan Lalu Lintas Polres Sintang karena lazimnya pada momen tersebut, volume kendaraan yang melintas di jalan raya meningkat.
“Kami sudah coba koordinasi, paling tidak sejumlah titik kerusakan itu bisa ditimbun oleh instansi terkait, tetapi sepertinya tetap tidak bisa,” kata Kasatlantas Polres Sintang, AKP M Roni Mustofa.
Volume kendaraan yang meningkat dengan kondisi jalan yang banyak lobang sangat dikhawatirkan akan menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas.
“Yang jelas kita tetap antisipasi itu, beberapa waktu lalu kami bersama dinas perhubungan juga melakukan penimbunan, meskipun bukan wewenang kami tetapi ini menyangkut keselamatan pengguna jalan,” jelasnya.
Menurutnya, jika timbul kecelakaan akibat kerusakan jalan, sebenarnya dalam regulasi juga diatur kalau masyarakat bisa menuntut negara karena jalan rusak mengakibatkan kecelakaan itu terjadi.
“Bisa saja negara dituntut karena jalannya rusak mengakibatkan kecelakaan karena itu hak masyarakat,” imbuhnya.
Kerusakan jalan yang terjadi di dua pintu masuk Kota Sintang ini sungguh memprihatinkan, satu sisi hak pengelolaan jalan itu berada di pemerintah pusat, disisi lain masyarakat juga tidak mau tahu mengenai status pengelolaan jalan, masyarakat tetap melihat hal itumenjadi tanggungjawab pemeerintah daerah setempat. (*)

Comments