Menuju Pilwako Pontianak (4)

Pendidikan Pemilih, Buka Saluran Informasi

Pertumbuhan sebuah kota beriringan dengan pesatnya arus informasi. Momen pelaksanaan Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwako) Pontianak, menjelang akhir tahun mendatang hendaknya bisa menembus sekat-sekat yang ada di masyarakat. Sehingga tidak ada lagi cerita tidak mengetahui apa saja yang akan dilalui dalam sebuah pesta demokrasi.

Masyarakat cerdas tentunya dapat menilai sosok pemimpin yang ideal untuk menjalankan roda Pemerintahan Kota Pontianak yang menonjolkan sisi jasa dan perdagangan bertaraf internasional. Integritas, komitmen dan moral pemimpin dalam membangun kota tentunya akan menjadi penilaian tersendiri bagi pemilih.

Sementara peran media sangat signifikan dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Tampilan informasi hendaknya dapat menggambarkan kondisi riil tiap tahapan pelaksanaan Pilwako. Selain itu sosok pemimpin yang akan tampil dalam perhelatan akbar tersebut adalah murni menggambarkan keterwakilan dan bukan dipaksakan, bukan ditambah atau dikurangi.

Akademisi Untan yang juga pengajar di Program Magister Ilmu Sosial, Jumadi SSos MSi mengatakan memantau kondisi terakhir pascapelaksanaan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Kalbar, tingkat partisipasi masyarakat Kota Pontianak terhadap pelaksanaan pesta demokrasi sudah cukup tinggi. “Ini tentunya memiliki implikasi positif dalam memilih pemimpin yang ideal,” kata Jumadi.

Dalam mendapatkan sosok yang akan memimpin Kota Pontianak, masyarakat saat ini telah mulai menyadari kalau pemimpin yang ideal itu adalah memiliki integritas, komitmen, moral dan memiliki kapasitas yang layak menjalankan pemerintahan kota. “Ini tuntutan zaman artinya pemimpin yang ideal itu adalah memenuhi berbagai kriteria yang baik dan mampu menjalankan visi Kota Pontianak ke depan,” ujarnya.

Dalam hal penyampaian informasi mengenai pelaksanaan Pilwako, media punya peran besar untuk mengawal dan terpenting harus selektif dalam menampilkan informasi yang akan disampaikan. Jangan sampai menyesatkan atau bahkan sekadar untuk keuntungan semata.

Dalam hal pendidikan pemilih, untuk Kota Pontianak hal itu tidak akan sulit lantaran tingkat pendidikan masyarakat yang cukup tinggi dan begitu mudahnya akses informasi yang dapat menembus ruang yang ada di masyarakat. “Dari media saja sudah cukup besar untuk melakukan hal itu. Belum lagi melalui organisasi yang ada sehingga KPUD tidak begitu sulit lagi untuk sosialisasi,” jelasnya.

Dikatakan Jumadi, untuk Kota Pontianak, tanpa mengesampingkan kabupaten/kota lainnya di Kalbar adalah barometer pelaksanaan demokrasi. Sehingga dalam melaksanakan Pilwako hendaknya bisa lebih baik sejak proses awal hingga terpilih pemimpin yang baru.

“Alangkah baiknya jika pelaksana Pilwako bisa memulai lebih awal proses pelaksanaannya, paling tidak ada langkah persiapan. Pendataan pemilih juga mesti diperbaiki dan dilakukan segera,” terangnya.

Sementara, Direktur Eksekutif Lembaga Pusat Study Arus Informasi Regional (LPS-AIR), Demanhuri Gustira SHut mengatakan untuk pelaksanaan Pilwako, KPUD bisa memulai lebih awal apalagi jika belajar dari pelaksanaan pesta demokrasi sebelumnya.

Hal yang dapat dilakukan lebih awal kata Deman—sapaan akrab Demanhuri Gustira adalah dengan menyampaikan kepada masyarakat titik-titik lokasi mana saja yang dijadikan tempat pengumuman tiap kegiatan KPUD. “Paling tidak masyarakat saat sekarang bisa proaktif untuk mendaftarkan diri mereka sebagai pemilih sehingga tidak ada lagi penduduk yang tidak terdaftar,” jelasnya.

Selain itu, peran pendidikan pemilih harus dilakukan secara simultan baik oleh KPUD sebagai pelaksana maupun dari berbagai lembaga kemasyarakatan yang ada. Tentunya partai politik juga punya peran mencerdaskan pemilihnya.

“Ini penting. Karena bagaimanapun, jika proses pendidikan pemilih putus maka akan berdampak pada berkurangnya kesadaran masyarakat akan hak mereka menentukan pemimpin yang ideal sesuai tingkat pengetahuan yang dimiliki,” ujarnya.

Untuk penyampaian informasi kepada masyarakat, dikatakan Deman, mestinya media bisa tidak hanya memberikan tampilan kosong dari figur yang bersaing. Namun juga harus ada visi dan misi mereka membangun Kota Pontianak. “Walaupun itu langkah awal, paling tidak ada gambaran singkat tentang apa yang akan mereka jual agar dipilih,” tukasnya. (heri mustari/bersambung)

Comments