Bangun Singkawang Tak Hanya Andalkan APBD

Walikota baru untuk Singkawang telah datang. Program riil dikemukakan. HK-EY siap entaskan pengangguran.

Pontianak, Equator
Hasan Karman-Eddy R Yacoub (HK-EY) tinggal menunggu Pleno KPUD Singkawang terhadap rekapitulasi suara. Pasangan yang meraih suara terbanyak 41,58 persen dalam Pilwako 15 November lalu, telah bersiap menjalankan programnya. Pembangunan ekonomi menjadi sasaran, ditambah strategi lain yang tak mengandalkan APBD semata.
Dalam pertemuan dengan sejumlah wartawan di Hotel Santika Pontianak, Selasa (20/11), Hasan Karman dan Eddy R Yacoub menyatakan sikap optimis mampu membawa Singkawang menjadi lebih sejahtera melalui pelibatan swasta dan perbaikan infrastruktur.
“Secara umum, visi kita adalah mewujudkan kesejahteraan Singkawang yang harmonis, dengan misi membangun ekonomi dan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Hasan.
Secara konkrit, kata Hasan, yang jadi masalah Singkawang adalah kemiskinan dan keterbelakangan serta banyaknya pengangguran. Selama ini tidak juga bisa dikatakan Singkawang tidak membangun, namun pembangunan sekarang lebih cenderung pada pembangunan fisik infrastruktur yang bersandar sepenuhnya pada APBD.
“Yang ingin kami lakukan nanti adalah dengan sungguh-sungguh bisa mengundang investor swasta dan juga menggaet bantuan asing yang tidak mengikat, seluas-luasnya dan juga bantuan lain yang sah. Inilah yang akan kita gunakan untuk membangun Singkawang,” jelasnya.
Hal kecil yang dimilikinya antara lain akses kepada pengusaha asal Singkawang yang sukses di perantauan. Kalau bisa membawa lima pengusaha saja yang mau datang ke Singkawang membangun industri menegah, bisa mendatangkan multiplier effect.
“Katakanlah satu pengusaha bisa bangun satu pabrik dengan lima ratus karyawan. Dengan adanya lapangan kerja, mereka yang sebelumnya menganggur dapat menghidupi keluarganya. Dengan nafkah yang pasti itu, akhirnya muncul daya beli,” bebernya.
Ditanya tentang iklim investasi Singkawang yang sepertinya belum bangkit, Hasan mengatakan persoalan utama terletak pada perizinan dan fasilitas yang agak terhambat, dan itu sifatnya kepercayaan. Walaupun orang Singkawang banyak sukses di luar, tetapi mereka tidak pernah diundang untuk membangun kotanya.
“Bukan hanya tak diundang, mendatangi pun tidak. Nah sampai sekarang saya pikir itu potensi yang luar biasa. Kalau orang yang sudah sukses ini bisa kita bawa pulang, permasalahan ini sebenarnya sudah selesai,” tukasnya seraya menyebutkan pengembangan infrastruktur.
Menurut Hasan, sudah ada dua investor yang siap membangun Bandar Udara (Bandara) dan hal itu bukan wacana. Selain itu juga pelabuhan yang sudah ada, tinggal dibenahi. Termasuk PDAM untuk air bersih. “Kepercayaan dibutuhkan untuk investasi. Saya sendiri sudah ditunggu dua investor untuk bangun Bandara dan mereka sudah menyiapkan proposal, tinggal membahas. Lokasi bandara kalau bisa datar dan di sekitar pantai. Diusahakan jangan konflik dengan lahan dan tempat tinggal masyarakat,” jelasnya Hasan optimis.
Mengenai potensi Singkawang yang cukup banyak, Hasan mengatakan hal pertama yang harus dilakukan adalah identifikasi potensi, kemudian data dan statistik harus akurat. “Saya tidak percaya, investor tidak bisa mencari apa yang ada di Singkawang. Saya tinggal tawarkan hasil buah-buahan, industri kalengan, perikanan, pariwisaja,” ujarnya konkret.
Apalagi dengan adanya bandara dan pasir panjang yang dikembangkan. “Jangan aneh jika perhotelan internasional muncul. Banyak yang harus dilakukan secara paralel. Ada yang harus prioritas dan parallel. Semua jalan bersama-sama,” terangnya.

Pendidikan dan Kesehatan
Program lainnya, tentang pendidikan dan kesehatan masyarakat. Hasan mengatakan bantuan asing itu banyak, dari berbagai lembaga donor yang tidak mengikat, bisa untuk lingkungan hidup, pendidikan maupun kesehatan. “Hanya kita jangan mempersulit. Kalau bisa difasilitasi sebaik-baiknya. Nah istilahnya KKN itu sungguh-sungguh harus kita hapuskan,” ungkapnya seraya mengaku telah mendiskusikannya bersama Eddy yang berlatar belakang pendidik.
Menurutnya, dari SD hingga SMA digratiskan dengan cara yang tak menabrak ketentuan. “Kita selalu terpaku dengan APBD. Yang akan kami lakukan nanti tidak terpaku pada APBD yang tetap kita gunakan pada tempatnya. Kita mau memberdayakan swasta. Saya bisa mengorganisir yayasan atau dana-dana untuk menanggulangi kemiskinan dengan bantuan sosial. Namun saya berpikir tidak mau selalu memberi masyarakat ikan tapi kita mau berikan jala dan kail,” terangnya.(her)

Comments